Himbauan

SELAMAT DATANG PARA SAHABAT BLOGGER DI BLOG SEDERHANA KAMI "stokistnasabatang.blogspot.com". BLOG DARI STOKIST NASA BATANG G.3148 DAN MITRA DISTRIBUTOR RESMI PT NATURAL NUSANTARA (PT NASA) JOGJAKARTA DENGAN NO ID RESMI : N-413631 SEBAGAI MEDIA INFORMASI, IKLAN SERTA INFORMASI TENTANG MANFAAT DAN KHASIAT PRODUK HERBAL / ALAMI PT NASA. ANTARA LAIN : PRODUK AGROKOMLEK (PERTANIAN,PETERNAKAN,PERIKANAN) JUGA PRODUK KESEHATAN HERBAL, KECANTIKAN / PERAWATAN TUBUH, ALAT-ALAT / KEBUTUHAN RUMAH TANGGA JUGA INFO-INFO BERMANFAAT LAINNYA...HATI-HATI TERHADAP SEGALA BENTUK PENIPUAN (SMS/TELP) YANG MENGATAS NAMAKAN PT NATURAL NUSANTARA MAUPUN DISTRIBUTOR RESMINYA, CEK DULU ID CARD / TANDA PENGENAL DISTRIBUTORNYA. JIKA ANDA MERASA RAGU, CATAT NO ID-NYA ( MISAL N-413631 ) DAN SILAHKAN HUBUNGI CALL CENTER PT NASA DI NO LINE TELP : 0274-6499191 UNTUK KONFIRMASI / CEK ID CARD - NYA TERIMA KASIH, SALAM HANGAT SENANTIASA !!

TEKNIS BUDIDAYA SAPI POTONG


Hasil gambar untuk budidaya sapi dengan viterna plus
I. Pendahuluan
Usaha peternakan sapi potong di Indonesia mayoritas masih dengan pola tradisional dan skala usaha sambilan.Hal ini disebabkan oleh besarnya investasi jika dilakukan secara besar dan modern, dengan skala usaha kecilpun akan mendapatkan keuntungan yang baik jika dilakukan dengan prinsip budidaya modern.

PT.NATURAL NUSANTARA (NASA) dengan prinsip K-3 (Kuantitas, Kualitas dan Kesehatan) siap membantu budidaya penggemukan sapi potong baik untuk skala usaha besar maupun kecil.

II. Penggemukan
Penggemukan sapi potong adalah pemeliharaan sapi dewasa dalam keadaan kurus untuk ditingkatkan berat badannya melalui pembesaran daging dalam waktu relatif singkat (3-5 bulan). Beberapa hal yang berkaitan dengan usaha penggemukan sapi potong adalah :

2.1. Jenis-jenis Sapi Potong
Beberapa jenis sapi yang digunakan untuk bakalan dalam usaha penggemukan sapi potong di Indonesia adalah :
A. Sapi Bali : Cirinya berwarna merah dengan warna putih pada kaki dari lutut ke bawah dan pada pantat, punggungnya bergaris warna hitam (garis belut). Keunggulan sapi ini dapat beradaptasi dengan baik pada lingkungan yang baru.
B. Sapi Ongole : Cirinya berwarna putih dengan warna hitam di beberapa bagian tubuh, bergelambir dan berpunuk, dan daya adaptasinya baik. Jenis ini telah disilangkan dengan sapi Madura, keturunannya disebut Peranakan Ongole (PO) cirinya sama dengan sapi Ongole tetapi kemampuan produksinya lebih rendah.
C. Sapi Brahman : Cirinya berwarna coklat hingga coklat tua, dengan warna putih pada bagian kepala. Daya pertumbuhannya cepat, sehingga menjadi primadona sapi potong di Indonesia.
D. Sapi Madura : Mempunyai ciri berpunuk, berwarna kuning hingga merah bata, terkadang terdapat warna putih pada moncong, ekor dan kaki bawah. Jenis sapi ini mempunyai daya pertambahan berat badan rendah.
E. Sapi Limousin : Mempunyai ciri berwarna hitam bervariasi dengan warna merah bata dan putih, terdapat warna putih pada moncong kepalanya, tubuh berukuran besar dan mempunyai tingkat produksi yang baik 

2.2. Pemilihan Bakalan.
Bakalan merupakan faktor yang penting, karena sangat menentukan hasil akhir usaha penggemukan. Pemilihan bakalan memerlukan ketelitian, kejelian dan pengalaman.
Ciri-ciri bakalan yang baik :
- Berumur di atas 2,5 tahun.
- Jenis kelamin jantan.
- Bentuk tubuh panjang, bulat dan lebar, panjang minimal 170 cm tinggi pundak minimal 135 cm, lingkar dada 133 cm.
Tubuh kurus, tulang menonjol, tetapi tetap sehat (kurus karena kurang pakan, bukan karena sakit).
- Pandangan mata bersinar cerah dan bulu halus.
- Kotoran normal 

III. Tatalaksana Pemeliharaan
3.1. Perkandangan
Secara umum, kandang memiliki dua tipe, yaitu individu dan kelompok. Pada kandang individu, setiap sapi menempati tempatnya sendiri berukuran 2,5 X 1,5 m. Tipe ini dapat memacu pertumbuhan lebih pesat, karena tidak terjadi kompetisi dalam mendapatkan pakan dan memiliki ruang gerak terbatas, sehingga energi yang diperoleh dari pakan digunakan untuk hidup pokok dan produksi daging tidak hilang karena banyak bergerak. 

Pada kandang kelompok, bakalan dalam satu periode penggemukan ditempatkan dalam satu kandang. Satu ekor sapi memerlukan tempat yang lebih luas daripada kandang individu. Kelemahan tipe kandang ini yaitu terjadi kompetisi dalam mendapatkan pakan sehingga sapi yang lebih kuat cenderung cepat tumbuh daripada yang lemah, karena lebih banyak mendapatkan pakan. 


3.2. Pakan
Berdasarkan kondisi fisiologis dan sistem pencernaannya, sapi digolongkan hewan ruminansia, karena pencernaannya melalui tiga proses, yaitu secara mekanis dalam mulut dengan bantuan air ludah (saliva), secara fermentatif dalam rumen dengan bantuan mikrobia rumen dan secara enzimatis setelah melewati rumen.

Penelitian menunjukkan bahwa penggemukan dengan mengandalkan pakan berupa hijauan saja, kurang memberikan hasil yang optimal dan membutuhkan waktu yang lama. Salah satu cara mempercepat penggemukan adalah dengan pakan kombinasi antara hijauan dan konsentrat. Konsentrat yang digunakan adalah ampas bir, ampas tahu, ampas tebu, bekatul, kulit biji kedelai, kulit nenas dan pakan buatan pabrik


Konsentrat diberikan lebih dahulu untuk memberi pakan mikrobia rumen, sehingga ketika pakan hijauan masuk rumen, mikrobia rumen telah siap dan aktif mencerna hijauan. Kebutuhan pakan (dalam berat kering) tiap ekor adalah 2,5% berat badannya. Hijauan yang digunakan adalah jerami padi, daun tebu, daun jagung, alang-alang dan rumput-rumputan liar sebagai pakan berkualitas rendah. Adapun rumput gajah, setaria, kolonjono merupakan pakan berkualitas tinggi.


Penentuan kualitas pakan tersebut berdasarkan tinggi rendahnya kandungan nutrisi (zat pakan) dan kadar serat kasar. Pakan hijauan yang berkualitas rendah mengandung serat kasar tinggi yang sifatnya sukar dicerna karena terdapat lignin yang sukar larut oleh enzim pencernaan. PT. NATURAL NUSANTARA juga mengeluarkan suplemen khusus ternak yaitu VITERNA Plus. Produk ini menggunakan teknologi asam amino yang diciptakan dengan pendekatan fisiologis tubuh sapi, yaitu dengan meneliti berbagai nutrisi yang dibutuhkan ternak.

VITERNA Plus mengandung berbagai nutrisi yang dibutuhkan ternak, yaitu :
~ Mineral-mineral sebagai penyusun tulang, darah dan berperan dalam sintesis enzim, yaitu N, P, K, Ca, Mg, Cl dan lain-lain.
~ Asam-asam amino, yaitu Arginin, Histidin, Leusin, Isoleusin dan lain-lain sebagai penyusun protein, pembentuk sel dan organ tubuh.
~ Vitamin lengkap yang berfungsi untuk berlangsungnya proses fisiologis tubuh yang normal dan meningkatkan ketahanan tubuh sapi dari serangan penyakit.
~ Asam-asam organik essensial, diantaranya asam propionat, asam asetat dan asam butirat.

Cara penggunaan VITERNA Plus adalah dicampurkan dalam air minum atau komboran dengan dosis :
1]. 5 cc / ekor perhari untuk sapi, kerbau dan kuda
2]. 4 cc / ekor perhari untuk kambing dan domba.
Penambahan VITERNA Plus tersebut dilakukan pada pemberian air minum atau komboran yang pertama.

3.3. Pengendalian Penyakit
Dalam pengendalian penyakit, yang lebih utama dilakukan adalah pencegahan penyakit daripada pengobatan, karena penggunaan obat akan menambah biaya produksi dan tidak terjaminnya keberhasilan pengobatan yang dilakukan. Usaha pencegahan yang dilakukan untuk menjaga kesehatan sapi adalah :
* Pemanfaatan kandang karantina. 
Sapi bakalan yang baru hendaknya dikarantina pada suatu kandang terpisah, dengan tujuan untuk memonitor adanya gejala penyakit tertentu yang tidak diketahui pada saat proses pembelian. Disamping itu juga untuk adaptasi sapi terhadap lingkungan yang baru. 

Pada waktu sapi dikarantina, sebaiknya diberi obat cacing karena berdasarkan penelitian sebagian besar sapi di Indonesia (terutama sapi rakyat) mengalami cacingan. Penyakit ini memang tidak mematikan, tetapi akan mengurangi kecepatan pertambahan berat badan ketika digemukkan. Waktu mengkarantina sapi adalah satu minggu untuk sapi yang sehat dan pada sapi yang sakit baru dikeluarkan setelah sapi sehat. Kandang karantina selain untuk sapi baru juga digunakan untuk memisahkan sapi lama yang menderita sakit agar tidak menular kepada sapi lain yang sehat.
* Menjaga kebersihan sapi bakalan dan kandangnya. 
Sapi yang digemukkan secara intensif akan menghasilkan kotoran yang banyak karena mendapatkan pakan yang mencukupi, sehingga pembuangan kotoran harus dilakukan setiap saat jika kandang mulai kotor untuk mencegah berkembangnya bakteri dan virus penyebab penyakit.
* Vaksinasi untuk bakalan baru.
Pemberian vaksin cukup dilakukan pada saat sapi berada di kandang karantina. Vaksinasi yang penting dilakukan adalah vaksinasi Anthrax. Beberapa jenis penyakit yang dapat  menyerang sapi potong adalah cacingan, Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), kembung (Bloat) dan lain-lain.

IV. Produksi Daging
Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi daging diantaranya :
a]. Pakan. Pakan yang berkualitas dan dalam jumlah yang optimal akan berpengaruh baik terhadap kualitas daging. Perlakuan pakan dengan NPB akan meningkatkan daya cerna pakan terutama terhadap pakan yang berkualitas rendah sedangkan pemberian VITERNA Plus memberikan berbagai nutrisi yang dibutuhkan ternak sehingga sapi akan tumbuh lebih cepat dan sehat.
b]. Faktor Genetik. Ternak dengan kualitas genetik yang baik akan tumbuh dengan baik / cepat sehingga produksi daging menjadi lebih tinggi.
c]. Jenis Kelamin. Ternak jantan tumbuh lebih cepat daripada ternak betina, sehingga pada umur yang sama, ternak jantan mempunyai tubuh dan daging yang lebih besar.
d]. Manajemen. Pemeliharaan dengan manajemen yang baik membuat sapi tumbuh dengan sehat dan cepat membentuk daging, sehingga masa penggemukan menjadi lebih singkat.

Semoga Bermanfaat <III>
Untuk Info/Konsultasi/Pemesanan hubungi
Triningsih
Distributor Resmi NASA N-413631
Call/Sms
0813 9059 3165 / 0858 7019 3010
WA
0895-3330-9303-3 / 0812-1568-6741
BBM
D41AB39B

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri yang Diunggulkan

UPDATE TERBARU KATALOG PRODUK PT NATURAL NUSANTARA

PRODUK KESEHATAN DAN PERAWATAN TUBUH ACAIPLUS Kode :  ACAI  Rp. 230.000 Stock :  Ready