Tanya : Apa saja produk PT. Natural Nusantara untuk bidang perikanan?
Jawab : Untuk mengelola lahan kolam/tambak bisa gunakan TON NASA ( Tambak organik nusantara )
Tanya : Apa saja kandungan TON NASA?
Jawab : TON NASA mengandung berbagai unsur mineral penting seperti ; N, P, K, Ca, S, Mg, Mn, Cu, Na, Si, Al serta senyawa-senyawa penting lainnya seperti ; NaCl, SO4, dan juga nutrisi penting yang berupa ; Protein, Karbohidrat, dan lemak serta di lengkapi asam humat vulvat
Tanya : Bagaimana aplikasi dan dosis TON NASA di lahan budidaya ?
Jawab : Secara garis besar, TON NASA digunakan saat pengolahan tanah/lahan ( yaitu setelah panen dan sebelum di isi air kembali) juga selama budidaya.
Pada saat pengolahan lahan di lakukan dengan cara penyiraman atau penggemboran di tanah dasar kolam/tambak dengan dosis 2,5 kg perhektar untuk tambak/kolam dalam kondisi baik. Sedangkan untuk lahan rusak atau baru terserang penyakit, dosis di naikkan 2x perhektar (5 kg/hektar). Selama budidaya berlangsung TON NASA juga di aplikasikan melalui penyiraman ke air kolam/tambak dengan dosis 1 kg perhektar di mulai sejak umur 20 hari serta di ulang setiap 15 hari sekali.
Tanya : Apa saja fungsi TON NASA bagi kolam dan tambak budidaya?
Jawab : Secara garis besar Fungsi TON NASA Antara lain :
- Membebaskan racun-racun sisa budidaya
- Mengembalikan kesuburan tanah
- Mengikat logam-logam berat
- Memupuk plankton untuk pakan alami
- Menjaga keseimbangan ekosistem perairan
- Merutinkan Molting udang
Tanya : Bagaimana TON NASA dapat membebaskan racun sisa budidaya ?
Jawab : Kandungan asam organik dalam TON NASA mempunyai kemampuan untuk mengikat berbagai senyawa berbahaya (H2S dan AMONIAK) Menjadi senyawa yang tidak berbahaya dan membebaskannya melalui penguapan ke udara. Sehingga pemakaian pada saat interval budidaya sangat baik dilakukan
Tanya : Mengapa TON NASA dapat mengembalikan kesuburan lahan budidaya?
Jawab : Karena kandungan mineral-mineral penting dalam TON NASA dapat menggantikan mineral yang hilang selama proses budidaya serta berperan besar menyuburkan lahan budidaya ikan dan udang. Sehingga kandungan mineral dalam lahan budidaya tetap dalam kondisi ideal.
Tanya : Apakah yang di maksud dengan logam berat itu dan bagaimana TON NASA dapat mengatasinya ?
Jawab : Logam berat adalah logam-logam yang terlarut dan masuk ke perairan budidaya dari limbah pabrik dan rumah tangga.
Jenis logam berat tersebut diantaranya ; Timbal (Pb), Seng ( Zn), Merkuri ( Hg), Nikel (Nl) dan lain-lainnya.
Dalam Keadaan terlarut logam-logam tersebut berbahaya bagi kehidupan udang dan ikan. TON NASA dapat mengikat logam berat karena mengandung asam humat yg bersifat khelat. Oleh asam humat, logam berat di ikat menjadi senyawa asam humat-logam berat yang mengendap yang tidak berbahaya.
Tanya : Mengapa TON NASA dapat menyuburkan Plankton?
Jawab : Karena TON NASA mengandung berbagai unsur- unsur penting seperti N, P, K, Ca, Mg,Dl dan lain-lainnya yang di butuhkan PHYTOPLANKTON ( tumbuhan ) untuk tumbuh dan berkembang, sebagai produsen tingkat pertama dalam rantai makanan di perairan. Jika PHYTOPLANKTON berkembang dengan baik maka ZOOPLANKTON juga mempunyai sumber makanan.sehingga juga dapat tumbuh dan berkembang. Kedua jenis plankton tersebut pada akhirnya akan menjadi pakan alami bagi ikan dan udang.
Tanya : Apa yang di maksud dengan proses MOLTING pada udang dan mengapa TON NASA dapat merutinkannya?
Jawab : MOLTING adalah pergantian kulit udang, karena kulit udang tersusun oleh senyawa chitin yang keras dan udang tidak elastis Oleh karena itu, dengan semakin besarnya ukuran udang, kulit harus mengalami pergantian dengan ukuran yang sesuai dengan tubuh udang yang baru.
Syarat agar udang dapat melakukan proses MOLTING adalah kondisi udang yang baik dari segi energi dan kesehatannya.
Syarat lainnya adalah kondisi lingkungan ( Air ) yang ideal terutama dalam hal kandungan oksigen terlarut (DO), Alkanilitas juga PH Air.
TON NASA mempunyai kandungan lemak, karbohidrat, dan protein dalam jumlah yang cukup yang langsung dapat di konsumsi udang atau ikan sehingga sekaligus TON NASA juga sebagai penambah nutrisi pakan. Dari faktor lingkungan, TON NASA mampu menciptakan dan menjaga kualitas air yang ideal. Mengembalikan kesuburan lahan tambak, diantaranya yaitu mineral-mineral penting, zat-zat nutrisi dan di lengkapi dengan asam Humat. Jika kedua syarat tadi dapat di ciptakan dengan pemberian TON NASA maka proses MOLTING juga dapat berlangsung rutin.
Tanya : Apa yang di maksud dengan keseimbangan ekosistem perairan, bagaimana pengaruh TON NASA terhadap keseimbangan ekosistem tersebut?
Jawab : Keseimbangan ekosistem artinya kondisi berbagai parameter/ukuran sifat fisika (suhu) dan kimia air (salinitas, oksigen terlaryt/DO, ph, Alkalinitas dan mineral-mineral) berada dalam kondisi ideal untuk kehidupan ikan atau udang di dalamnya. Pemakaian TON NASA di lahan budidaya dapat menyuburkan plankton sehingga DO, PH optimal dan akan menyebabkan parameter kimia air yang lain seimbang di antara parameter air tersebut saling mempengaruhi.
Tanya : Apakah penyakit White Spot (Bintik Putih) pada udang itu? Dan apakah TON NASA dapat mengatasinya?
Jawab : White Spot merupakan penyakit yang di sebabkan oleh Virus SEMBV ( System Ectodermal Mesodermal Baculovirus ) yang menyerang sistem kekebalan tubuh, dan serangannya bersifat frontal ( cepat dan mematikan dalam waktu singkat dan serempak).
Udang yang terinfeksi menunjukkan gejala bintik putih (terutama pada kulit kepala). Serangan menjadi lebih parah jika udang dalam kondisi stres karena lingkungan buruk atau kekurangan nutrisi sehingga sistem pertahanan tubuhnya MENURUN.
Fungsi TON NASA adalah menjaga kondisi air/lingkungan hidup udang dalam kondisi selalu baik dan menyuburkan pakan alami sehingga udang dapat hidup normal dan daya tahan tubuhnya tinggi. Dengan demikian dapat di katakan bahwa TON NASA dapat mengurangi efek negatif serangan virus tersebut. untuk tambak yang telah di serang sebaiknya sesegera mungkin di panen, di isolasi dan di sterilisasi.
Tanya : Bagaimana proses terbentuknya gas AMONIAK selama budidaya? Bagaimana pengaruh TON NASA terhadap gas tersebut?
Jawab : Gas AMONIAK adalah senyawa hasil Dekomposi/Penguraian bahan organik. AMONIAK juga di keluarkan oleh makhluk hidup di air melalui proses Ekskresi/Pengeluaran kotoran. Gas AMONIAK bebas (NH3) baik yang berupa GAS maupun CAIR adalah salah satu zat yang beracun. Agar tidak beracun AMONIAK bebas harus di ubah menjadi senyawa Nitrat (NO3) Dan NITRIT (NO2). Proses perubahan itu di sebut Nitrifikasi yang memerlukan syarat diantaranya tingginya kadar Oksigen di air. Penggunaan TON NASA akan memperlancar proses tersebut karena TON NASA dapat menjaga tingginya kadar oksigen di air, sehingga air untuk budidaya selalu ideal untuk kehidupan ikan atau udang.
Tanya : Apa fungsi pemberian Kapur pada budidaya perikanan?
Jawab : Pemberian Kapur yang wajib di lakukan adalah setelah panen pada saat persiapan lahan untuk budidaya berikutnya. Kapur yang bagus adalah DOLOMIT/ZEOLIT, karena mengandung unsur Ca yang berfungsi menetralkan PH kolam, juga mengandung unsur lain yang bermanfaat bagi lingkungan tambak/kolam.
Dosis pemberian kapur Dolomit/Zeolit adalah 1 ton/ha atau menyesuaikan PH kolam.
PENGKAPURAN selanjutnya di lakukan selama budidaya berlangsung tiap memasukkan air baru atau pada saat kualitas air jelek.
Tanya : Bagaimana cara menghitung jumlah pakan pada budidaya ikan ?
Jawab : Jumlah pakan ikan perhari secara teknis adalah 3% dari bobot ikan (BIOMAS) yang ada di kolam pada saat itu.
Sebagai contoh, jika jumlah bibit ikan yang di tebar 10.000 bibit dengan bobot rata-rata @ 100 gr dan dengan asumsi tingkat hidup 80%, maka jumlah pakan yang di perlukan perhari adalah ;
1. Jumlah ikan => 80% x 10.000 = 8000 ekor
2. Berat ikan di kolam (BIOMAS) => 8000 X 0,1 = 800 kg
3. Jumlah pakan => 3% x 800 = 24 kg/hari.
Dalam prakteknya jumlah pemberian pakan harus di sesuaikan dengan kemampuan makan ikan pada saat itu. Untuk pakan tenggelam harus dicek dengan ANCO (semacam ayakan).
Caranya dengan menaruh kira-kira 10% dari pakan yang di tebarkan dalam ANCO tersebut, dalam waktu tertentu ANCO bisa diangkat. Jika pakan dalam ANCO habis, berarti jumlah pakan yang di tebarkan sesuai kemampuan makan ikan, namun jika masih sisa maka pakan yang di tebarkan tersebut terlalu banyak sehingga perlu di kurangi.
Untuk pakan terapung maka pengamatan bisa lebih mudah dengan melihat respon ikan terhadap pakan yang di tebar.
Tanya : Apa penyebab air kolam/tambak berbusa serta bagaimana cara mengatasinya?
Jawab : Kolam yang berbusa di sebabkan oleh beberapa sebab seperti ; Matinya plankton dalam waktu bersamaan dan dalam jumlah besar serta penumpukan bahan organik yang terlalu tinggi. Cara mengatasinya dengan pembuangan lumpur hitam pada waktu selesai panen. Selama budidaya juga harus tetap lakukan penaburan kapur dolomit atau Zeolit secara teratur. Perlakuan TON NASA selama budidaya juga mengatasi persoalan tersebut, oleh karena itu TON NASA perlu di aplikasikan selama budidaya berlangsung
Tanya : Apakah bisa produk Nasa di campur dengan Antibiotik dan vaksin dalam penggunaannya?
Jawab : Produk Nasa untuk perikanan VITERNA NASA, POC NASA DAN HORMONIK adalah organik murni dan bersifat seperti pakan biasa, sehingga aplikasinya bisa di campur dengan antibiotik dan vaksin.
Tanya : Jika pakai VITERNA dicampur dengan 1 kg pakan ikan, apakah tidak over dosis ?
Jawab : Untuk mengelola lahan kolam/tambak bisa gunakan TON NASA ( Tambak organik nusantara )
Tanya : Apa saja kandungan TON NASA?
Jawab : TON NASA mengandung berbagai unsur mineral penting seperti ; N, P, K, Ca, S, Mg, Mn, Cu, Na, Si, Al serta senyawa-senyawa penting lainnya seperti ; NaCl, SO4, dan juga nutrisi penting yang berupa ; Protein, Karbohidrat, dan lemak serta di lengkapi asam humat vulvat
Tanya : Bagaimana aplikasi dan dosis TON NASA di lahan budidaya ?
Jawab : Secara garis besar, TON NASA digunakan saat pengolahan tanah/lahan ( yaitu setelah panen dan sebelum di isi air kembali) juga selama budidaya.
Pada saat pengolahan lahan di lakukan dengan cara penyiraman atau penggemboran di tanah dasar kolam/tambak dengan dosis 2,5 kg perhektar untuk tambak/kolam dalam kondisi baik. Sedangkan untuk lahan rusak atau baru terserang penyakit, dosis di naikkan 2x perhektar (5 kg/hektar). Selama budidaya berlangsung TON NASA juga di aplikasikan melalui penyiraman ke air kolam/tambak dengan dosis 1 kg perhektar di mulai sejak umur 20 hari serta di ulang setiap 15 hari sekali.
Tanya : Apa saja fungsi TON NASA bagi kolam dan tambak budidaya?
Jawab : Secara garis besar Fungsi TON NASA Antara lain :
- Membebaskan racun-racun sisa budidaya
- Mengembalikan kesuburan tanah
- Mengikat logam-logam berat
- Memupuk plankton untuk pakan alami
- Menjaga keseimbangan ekosistem perairan
- Merutinkan Molting udang
Tanya : Bagaimana TON NASA dapat membebaskan racun sisa budidaya ?
Jawab : Kandungan asam organik dalam TON NASA mempunyai kemampuan untuk mengikat berbagai senyawa berbahaya (H2S dan AMONIAK) Menjadi senyawa yang tidak berbahaya dan membebaskannya melalui penguapan ke udara. Sehingga pemakaian pada saat interval budidaya sangat baik dilakukan
Tanya : Mengapa TON NASA dapat mengembalikan kesuburan lahan budidaya?
Jawab : Karena kandungan mineral-mineral penting dalam TON NASA dapat menggantikan mineral yang hilang selama proses budidaya serta berperan besar menyuburkan lahan budidaya ikan dan udang. Sehingga kandungan mineral dalam lahan budidaya tetap dalam kondisi ideal.
Tanya : Apakah yang di maksud dengan logam berat itu dan bagaimana TON NASA dapat mengatasinya ?
Jawab : Logam berat adalah logam-logam yang terlarut dan masuk ke perairan budidaya dari limbah pabrik dan rumah tangga.
Jenis logam berat tersebut diantaranya ; Timbal (Pb), Seng ( Zn), Merkuri ( Hg), Nikel (Nl) dan lain-lainnya.
Dalam Keadaan terlarut logam-logam tersebut berbahaya bagi kehidupan udang dan ikan. TON NASA dapat mengikat logam berat karena mengandung asam humat yg bersifat khelat. Oleh asam humat, logam berat di ikat menjadi senyawa asam humat-logam berat yang mengendap yang tidak berbahaya.
Tanya : Mengapa TON NASA dapat menyuburkan Plankton?
Jawab : Karena TON NASA mengandung berbagai unsur- unsur penting seperti N, P, K, Ca, Mg,Dl dan lain-lainnya yang di butuhkan PHYTOPLANKTON ( tumbuhan ) untuk tumbuh dan berkembang, sebagai produsen tingkat pertama dalam rantai makanan di perairan. Jika PHYTOPLANKTON berkembang dengan baik maka ZOOPLANKTON juga mempunyai sumber makanan.sehingga juga dapat tumbuh dan berkembang. Kedua jenis plankton tersebut pada akhirnya akan menjadi pakan alami bagi ikan dan udang.
Tanya : Apa yang di maksud dengan proses MOLTING pada udang dan mengapa TON NASA dapat merutinkannya?
Jawab : MOLTING adalah pergantian kulit udang, karena kulit udang tersusun oleh senyawa chitin yang keras dan udang tidak elastis Oleh karena itu, dengan semakin besarnya ukuran udang, kulit harus mengalami pergantian dengan ukuran yang sesuai dengan tubuh udang yang baru.
Syarat agar udang dapat melakukan proses MOLTING adalah kondisi udang yang baik dari segi energi dan kesehatannya.
Syarat lainnya adalah kondisi lingkungan ( Air ) yang ideal terutama dalam hal kandungan oksigen terlarut (DO), Alkanilitas juga PH Air.
TON NASA mempunyai kandungan lemak, karbohidrat, dan protein dalam jumlah yang cukup yang langsung dapat di konsumsi udang atau ikan sehingga sekaligus TON NASA juga sebagai penambah nutrisi pakan. Dari faktor lingkungan, TON NASA mampu menciptakan dan menjaga kualitas air yang ideal. Mengembalikan kesuburan lahan tambak, diantaranya yaitu mineral-mineral penting, zat-zat nutrisi dan di lengkapi dengan asam Humat. Jika kedua syarat tadi dapat di ciptakan dengan pemberian TON NASA maka proses MOLTING juga dapat berlangsung rutin.
Tanya : Apa yang di maksud dengan keseimbangan ekosistem perairan, bagaimana pengaruh TON NASA terhadap keseimbangan ekosistem tersebut?
Jawab : Keseimbangan ekosistem artinya kondisi berbagai parameter/ukuran sifat fisika (suhu) dan kimia air (salinitas, oksigen terlaryt/DO, ph, Alkalinitas dan mineral-mineral) berada dalam kondisi ideal untuk kehidupan ikan atau udang di dalamnya. Pemakaian TON NASA di lahan budidaya dapat menyuburkan plankton sehingga DO, PH optimal dan akan menyebabkan parameter kimia air yang lain seimbang di antara parameter air tersebut saling mempengaruhi.
Tanya : Apakah penyakit White Spot (Bintik Putih) pada udang itu? Dan apakah TON NASA dapat mengatasinya?
Jawab : White Spot merupakan penyakit yang di sebabkan oleh Virus SEMBV ( System Ectodermal Mesodermal Baculovirus ) yang menyerang sistem kekebalan tubuh, dan serangannya bersifat frontal ( cepat dan mematikan dalam waktu singkat dan serempak).
Udang yang terinfeksi menunjukkan gejala bintik putih (terutama pada kulit kepala). Serangan menjadi lebih parah jika udang dalam kondisi stres karena lingkungan buruk atau kekurangan nutrisi sehingga sistem pertahanan tubuhnya MENURUN.
Fungsi TON NASA adalah menjaga kondisi air/lingkungan hidup udang dalam kondisi selalu baik dan menyuburkan pakan alami sehingga udang dapat hidup normal dan daya tahan tubuhnya tinggi. Dengan demikian dapat di katakan bahwa TON NASA dapat mengurangi efek negatif serangan virus tersebut. untuk tambak yang telah di serang sebaiknya sesegera mungkin di panen, di isolasi dan di sterilisasi.
Tanya : Bagaimana proses terbentuknya gas AMONIAK selama budidaya? Bagaimana pengaruh TON NASA terhadap gas tersebut?
Jawab : Gas AMONIAK adalah senyawa hasil Dekomposi/Penguraian bahan organik. AMONIAK juga di keluarkan oleh makhluk hidup di air melalui proses Ekskresi/Pengeluaran kotoran. Gas AMONIAK bebas (NH3) baik yang berupa GAS maupun CAIR adalah salah satu zat yang beracun. Agar tidak beracun AMONIAK bebas harus di ubah menjadi senyawa Nitrat (NO3) Dan NITRIT (NO2). Proses perubahan itu di sebut Nitrifikasi yang memerlukan syarat diantaranya tingginya kadar Oksigen di air. Penggunaan TON NASA akan memperlancar proses tersebut karena TON NASA dapat menjaga tingginya kadar oksigen di air, sehingga air untuk budidaya selalu ideal untuk kehidupan ikan atau udang.
Tanya : Apa fungsi pemberian Kapur pada budidaya perikanan?
Jawab : Pemberian Kapur yang wajib di lakukan adalah setelah panen pada saat persiapan lahan untuk budidaya berikutnya. Kapur yang bagus adalah DOLOMIT/ZEOLIT, karena mengandung unsur Ca yang berfungsi menetralkan PH kolam, juga mengandung unsur lain yang bermanfaat bagi lingkungan tambak/kolam.
Dosis pemberian kapur Dolomit/Zeolit adalah 1 ton/ha atau menyesuaikan PH kolam.
PENGKAPURAN selanjutnya di lakukan selama budidaya berlangsung tiap memasukkan air baru atau pada saat kualitas air jelek.
Tanya : Bagaimana cara menghitung jumlah pakan pada budidaya ikan ?
Jawab : Jumlah pakan ikan perhari secara teknis adalah 3% dari bobot ikan (BIOMAS) yang ada di kolam pada saat itu.
Sebagai contoh, jika jumlah bibit ikan yang di tebar 10.000 bibit dengan bobot rata-rata @ 100 gr dan dengan asumsi tingkat hidup 80%, maka jumlah pakan yang di perlukan perhari adalah ;
1. Jumlah ikan => 80% x 10.000 = 8000 ekor
2. Berat ikan di kolam (BIOMAS) => 8000 X 0,1 = 800 kg
3. Jumlah pakan => 3% x 800 = 24 kg/hari.
Dalam prakteknya jumlah pemberian pakan harus di sesuaikan dengan kemampuan makan ikan pada saat itu. Untuk pakan tenggelam harus dicek dengan ANCO (semacam ayakan).
Caranya dengan menaruh kira-kira 10% dari pakan yang di tebarkan dalam ANCO tersebut, dalam waktu tertentu ANCO bisa diangkat. Jika pakan dalam ANCO habis, berarti jumlah pakan yang di tebarkan sesuai kemampuan makan ikan, namun jika masih sisa maka pakan yang di tebarkan tersebut terlalu banyak sehingga perlu di kurangi.
Untuk pakan terapung maka pengamatan bisa lebih mudah dengan melihat respon ikan terhadap pakan yang di tebar.
Tanya : Apa penyebab air kolam/tambak berbusa serta bagaimana cara mengatasinya?
Jawab : Kolam yang berbusa di sebabkan oleh beberapa sebab seperti ; Matinya plankton dalam waktu bersamaan dan dalam jumlah besar serta penumpukan bahan organik yang terlalu tinggi. Cara mengatasinya dengan pembuangan lumpur hitam pada waktu selesai panen. Selama budidaya juga harus tetap lakukan penaburan kapur dolomit atau Zeolit secara teratur. Perlakuan TON NASA selama budidaya juga mengatasi persoalan tersebut, oleh karena itu TON NASA perlu di aplikasikan selama budidaya berlangsung
Tanya : Apakah bisa produk Nasa di campur dengan Antibiotik dan vaksin dalam penggunaannya?
Jawab : Produk Nasa untuk perikanan VITERNA NASA, POC NASA DAN HORMONIK adalah organik murni dan bersifat seperti pakan biasa, sehingga aplikasinya bisa di campur dengan antibiotik dan vaksin.
Tanya : Jika pakai VITERNA dicampur dengan 1 kg pakan ikan, apakah tidak over dosis ?
Jawab : VITERNA adalah bahan organik murni, sehingga sebenarnya tidak
ada kata over dosis karena prinsip kerja VITERNA seperti pakan biasa.
Banyak pengguna yang juga memakai dosis tersebut dan tidak terjadi masalah
pada ikannya.
Tanya : Bagaimana perlakuan terhadap air kolam yang baru saja kena
hujan deras dalam waktu yang lama ?Jawab : Sifat air hujan yang kurang baik bagi kehidupan ikan adalah keasaman yang agak tinggi yang bisa meningkatkan resiko tumbuhnya jamur dan bibit penyakit lain. Untuk mengatasinya adalah dengan cara pembuangan air bagian atas kolam kira-kira setinggi 10-20 cm. Agar keasamannya netral, beri kapur dolomite / zeolit dengan dosis 500 kg/ha
Tanya : Jika kolam tidak bisa dikeringkan, apa akibatnya, apakah produk NASA bisa mengatasi masalah tersebut ?
Jawab : Jika tidak bisa dikeringkan, maka tanah dasar kolam akan
menjadi lebih asam. Hal itu tentu akan sangat merugikan bagi ikan maupun
udang yang dipelihara. Cara mengatasinya adalah dengan pemberian kapur
dolomite atau zeolit dengan dosis yang disesuaikan dengan keasamannya.
Pemberian TON NASA secara kontinyu dapat mengurangi kadar keasaman tersebut,
namun akan lebih efektif jika tetap digunakan kapur seperti diatasTanya : Bagaimana aplikasi TON NASA pada kolam dari semen atau terpal ?
Jawab : Pada kolam semen atau terpal, maka tidak diperlukan pengolahan lahan seperti dilahan tanah, oleh karena itu TON NASA hanya dilakukan setelah diisi air. Perlakuan pertama yaitu setelah pembersihan selesai dilakukan, isi kolam dengan air setinggi 20 cm, tebarkan / siramkan TON NASA dengan dosis 1 kg per hektar ( satu sendok makan penuh per 100 m2), setelah itu dibiarkan selama 3 hari, setelah itu diisi penuh untuk keperluan budidaya. Perlakuan berikutnya dilakukan setelah ikan berumur 15 hari dengan dosis yang sama dan diulang setiap 15 hari untuk menjaga kualitas air kolam budidaya.
Tanya : Jika kita menggunakan pelet dengan kadar protein 20% kemudian dicampur dengan produk NASA, apakah hasilnya akan sama dengan ikan yang diberi pakan dengan protein 30% ?
Jawab : Hasil aplikasi di lapangan menunjukkan bahwa penggunaan produk
NASA mampu meningkatkan hasil panen walaupun hanya menggunakan pakan
buatan sendiri atau pakan yang harganya rendah. Hal itu bisa tercapai
karena produk NASA menambah kandungan nutrisi dipakan yang diberikan.
Akan tetapi jika menggunakan pakan yang lebih bagus, maka hasilnya juga
jauh lebih baik, karena disamping menambah kandungan pakan, produk NASA
juga berfungsi meningkatkan efisiensi penggunaan zat gizi di pakan.
Tanya : Setelah ikan ditebar, apa tidak berbahaya jika TON NASA ditebarkan ke air kolam ?
Jawab : TON NASA tetap dapat diberikan walaupun sudah ada ikannya. Aplikasi
dengan dilarutkan dahulu kemudian disiramkan ke air kolam, dengan dosis 1
kg per ke hektar tiap 15 hari sekali.
Fungsi perlakuan pada tahap ini adalah untuk mempertahankan kualitas air agar tetap bagus selama budidaya berlangsung.
Tanya :Bagaimana mengatasi penyakit karena jamur pada ikan air tawar ?
Fungsi perlakuan pada tahap ini adalah untuk mempertahankan kualitas air agar tetap bagus selama budidaya berlangsung.
Jawab : Penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit, cendawan, atau
hama dapat ditanggulangi dengan menggunakan bahan kimia atau disinfektan
atau insektisida. Disinfektan yang biasa digunakan adalah benzalkonium
chloride, chlorine, formaldehyde, dan iodine. Dalam pemberian
antibiotika maupun disinfektan, yang terpenting dan harus diperhatikan
adalah dosis dan cara pemakian serta waktu henti obatnya ( with drawal
time ). Pemberian TON NASA baik sebelum maupun selama budidaya berlangsung
akan membantu mengurangi resiko pertumbuhan jamur di air kolam.
Tanya : Bagaimana cara mengatasi kanibal pada ikan lele yang sering terjadi ?
Jawab : Kanibal pada ikan lele disebabkan oleh dua hal, yaitu pakan
yang kurang atau padat tebar yang terlalu tinggi. Sehingga untuk
mengatasinya harus disesuaikan dengan penyebabnya tersebut. Jika kurang
pakan yang maka pakan harus ditambah sampai maksimal 2,5% dari berat
badan per hari, atau secara mudahnya dengan melihat respon ikan terhadap
pakan yang kita tebarkan. Jika terlalu padat ( lebih dari 150 ekor per
meter persegi ) maka harus dikurangi dengan menempatkan lele yang
berukuran sama.
Tanya : Budidaya lele tahap apa yang paling menguntungkan ?
Jawab : Budidaya lele dapat digolongkan menjadi beberapa tahap yaitu
tahap pembenihan, tahap pendederan dan tahap pembesaran yang
masing-masing punya resiko dan keuntungan sendiri. Tahap pembenihan
mempunyai resiko dan tingkat kesulitan yang besar namun juga menjanjikan
keuntungan yang besar pula. Tahap pendederan punya resiko dan kesulitan
sedang, namun keuntungan juga sedang-sedang saja. Tahap pembesaran
punya kesulitan dan resiko besar namun tingkat keuntungan relatif
kecil.
Tanya : Berapa dosis penggunaan VITERNA dan POC NASA serta HORMONIK
pada budidaya ikan nila, bagaimana cara aplikasi yang efektif ?
Jawab : Jika menggunakan ketiga produk tersebut, cara pencampurannya
adalah : VITERNA dan POC NASA masing-masing satu botol dicampur menjadi
satu, kemudian campuran tersebut ditambah dengan 1-2 tutup botol
HORMONIK. Sedangkan dosis penggunaannya sama saja untuk semua jenis ikan
maupun udang, yaitu 1 tutup botol campuran tersebut ditambah dengan 0,5
sampai 1 liter air yang kemudian dicampur dengan 2-3 kg pakan ikan.
Tanya : Berapa kepadatan kolam ikan lele yang ideal per meter perseginya ?
Jawab : Kepadatan tebar lele yang ideal sebenarnya bervariasi antara
100 sampai 150 ekor per meter persegi. Jika terlalu jarang maka akan
tercipta ruang gerak yang terlalu lebar, sehingga ikan akan lebih banyak
bergerak yang akan menggunakan energi dari pakan. Hal ini tentu akan
mengurangi nutrisi pakan untuk pembentukan daging. Jika terlalu padat,
efeknya adalah resiko kanibalisme dan pertumbuhan yang tidak rata (
variasi ).
Tanya: Pada budidaya udang windu sering terjadi kematian pada umur 15 hari, bagaimana mengatasi hal tersebut ?
Jawab : Kematian pada umur muda disebabkan tambak sudah tidak mampu
lagi menyangga kehidupan diatasnya. Hal itu disebabkan oleh banyak
faktor, bisa dari pencemaran industri, pemupukan berbagai senyawa
beracun sisa budidaya, kerusakan tanah dan lain-lain. Cara mengatasi
adalah dengan melakukan teknik budidaya yang benar yaitu dilakukan
pembuangan lumpur hitam, pembalikan tanah, pengapuran dan pemupukan.
Teknologi TON NASA dari NASA sangat berperan dalam hal itu, yang dapat
diaplikasikan pada tahap pemupukan tersebut. Pada tambak-tambak yang
menggunakan teknik budidaya yang benar ditambah dengan perlakuan TON NASA
ternyata mampu tetap subur dan bisa digunakan untuk budidaya sampai
sekarang.
Tanya : Apakah produk NASA dapat mengatasi penyakit bintik
putih pada udang windu ?
Jawab : Penyakit bintik putih pada udang windu adalah penyakit karena
serangan virus SEMBV ( systemic Ectodermal Mesodermal Baculovirus ),
yang mengakibatkan penyakit penurunan daya tahan tubuh udang sehingga
udang mudah sekali sakit dan mati. Sampai saat ini belum ada obat yang
bisa menyembuhkan penyakit tersebut.
Yang dapat kita lakukan adalah mencegah virus tersebut masuk ke kolam budidaya kita. Caranya dengan mencegah masuknya hewan pembawa ( carrier ) seperti ; kepiting, udang liar masuk ke kolam budidaya kita.
Produk NASA baik TON NASA maupun VITERNA atau POC NASA memang bukan obat, tetapi mampu mengurangi efek serangan virus tersebut dengan meningkatkan daya tahan tubuhnya.
Tanya : Bagaimana mengatasi udang windu yang stress ?
Yang dapat kita lakukan adalah mencegah virus tersebut masuk ke kolam budidaya kita. Caranya dengan mencegah masuknya hewan pembawa ( carrier ) seperti ; kepiting, udang liar masuk ke kolam budidaya kita.
Produk NASA baik TON NASA maupun VITERNA atau POC NASA memang bukan obat, tetapi mampu mengurangi efek serangan virus tersebut dengan meningkatkan daya tahan tubuhnya.
Jawab : Udang windu stress banyak sebabnya, bisa karena kurang pakan,
karena perubahan kualitas air, bisa karena cuaca yang kurang baik dan
sebagainya. Sehingga cara mengatasinya juga harus sesuai dengan
penyebabnya. Namun demikian kita bisa membuat udang mempunyai daya tahan
yang tinggi dengan memberi pakan yang cukup dan berkualitas. Produk
NASA baik TON NASA maupun VITERNA atau POC NASA mampu meningkatkan daya tahan
dari segi kualitas air yang baik dan konsumsi nutrisi yang berkualitas.
Tanya : Bagaimana pemberian TON NASA pada pengolahan dasar dan pemeliharaan di lahan tambak udang ?
Jawab :
1.Aplikasi pada saat persiapan kolam / sebelum diisi air
1.Aplikasi pada saat persiapan kolam / sebelum diisi air
- Dosis : 2,5 kg ( 10 botol ukuran 250 gr ) aplikasi TON NASA yang pertama dilakukan di tanah dasar kolam / tambak pada saat pengeringan setelah dipanen. TON NASA berbentuk Granule atau butiran-butiran kecil sehingga aplikasinya dengan cara ditabur ke tanah secara merata, atau bisa dilarutkan dulu baru kemudian disiramkan merata ke tanah dasar kolam.
- Aplikasi TON NASA dilakukan sebelum dilakukan pengapuran. Menurut teknis yang benar, setelah diaplikasikan TON NASA kemudian dilakukan pengapuran dengan kapur dolomit dengan dosis 1 ton per hektar ( 100 kg per 1000 m2 ) atau sesuai dengan pH aktual, setelah itu kolam dibiarkan 2-3 hari, kemudian air dimasukkan setinggi mata kaki dahulu, biarkan selama 3 hari untuk TON NASA bekerja, baru kemudian air dimasukkan sampai penuh ( kedalam 100 - 120 cm ).
- Fungsi aplikasi TON NASA pada saat pengeringan ini adalah untuk menetralkan berbagai gas dan senyawa beracun sisa pembusukan bahan organik yang dihasilkan oleh budidaya sebelumnya yaitu amoniak dan H2S.
- Selain sebagai penetral senyawa atau gas beracun tersebut, TON NASA juga berfungsi menumbuhkan plankton yang berguna sebagai pakan alami ikan / udang.
- Selama budidaya berlangsung, TON NASA juga harus diberikan secara peroidik (rutin) ke air kolam atau tambak. TON NASA ditaburkan / disiramkan ke air kolam tiap 15 sampai 20 hari sekali
- Dosis 500 gr ( 2 botol ) tiap kali aplikasi
- Siramkan atau taburkan merata ke air kolam
- Fungsinya terutama untuk mempertahankan kualitas air agar tidak terlalu menurun secara drastis karena pembentukan senyawa atau gas yang beracun tadi. Selain itu TON NASA juga berfungsi menumbuhkan dan menyuburkan plankton yang baru sehingga ketersediaan plankton di tambak selalu terjaga.
Tanya : Bagaimana cara pemberian produk NASA pada budidaya rumput laut lepas pantai ?
Jawab : Untuk budidaya rumput laut di lepas pantai, aplikasi produk
NASA yang bisa dilakukan adalah dengan perendaman bibit sebelum ditanam.
Produk NASA yang bisa dipakai adalah POC NASA dan HORMONIK, dengan dosis 1/2 botol POC NASA dan 1/2 botol HORMONIK dilarutkan dalam 100 liter air, kemudian larutan tersebut dipakai untuk merendam bibit selama 4 jam. Setelah direndam bibit bisa disemai di persemaian.
Semoga bermanfaat <_>
Produk NASA yang bisa dipakai adalah POC NASA dan HORMONIK, dengan dosis 1/2 botol POC NASA dan 1/2 botol HORMONIK dilarutkan dalam 100 liter air, kemudian larutan tersebut dipakai untuk merendam bibit selama 4 jam. Setelah direndam bibit bisa disemai di persemaian.
Semoga bermanfaat <_>
Tidak ada komentar:
Posting Komentar